Minggu, 13 Oktober 2024

Sri Mulyani: Penerimaan Negara 2025 Hampir Capai Rp3.000 Triliun, Mengumpulkan Pajak Tidak Mudah

Sri Mulyani: Penerimaan Negara 2025 Hampir Capai Rp3.000 Triliun, Mengumpulkan Pajak Tidak Mudah

JAKARTA — Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan tantangan yang semakin besar dalam mengumpulkan penerimaan pajak. Hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya target penerimaan negara yang dipatok pemerintah dari tahun ke tahun. Bahkan, pada tahun 2025, target penerimaan negara hampir mencapai angka Rp3.000 triliun.

Sri Mulyani menyampaikan bahwa pada tahun pertama pemerintahan Prabowo Subianto, pemerintah menargetkan penerimaan negara sebesar Rp2.996,9 triliun.

"Ini rekor terbaru dari penerimaan negara, mendekati Rp3 ribu triliun di mana penerimaan pajak (peserta bertepuk tangan). Boleh lah ditepuk tangani, susah, loh, ngumpulin pajak. Kalau gampang ya tidak perlu tepuk tangan,” ungkap Sri Mulyani dengan nada candaan.

Baca Juga

OJK Proyeksikan Pertumbuhan Kredit Perbankan Tetap Kuat hingga Akhir 2024

Sri Mulyani menjelaskan bahwa total pendapatan negara pada 2025 terdiri dari penerimaan perpajakan (pajak dan cukai) sebesar Rp2.490,9 triliun, serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP) senilai Rp505,4 triliun. Target ini dinilai cukup ambisius, namun realistis, jika laju pertumbuhan ekonomi tetap dipertahankan. “Target ini cukup ambisius namun realistis, sehingga bisa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di satu sisi, dan di sisi lain mampu memenuhi kebutuhan belanja pemerintah baru,” ujarnya.

Lebih lanjut, Menkeu juga merinci anggaran belanja negara yang disiapkan untuk tahun 2025 sebesar Rp3.613,1 triliun. Anggaran ini terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2.693 triliun dan transfer ke daerah senilai Rp919 triliun. Dengan anggaran belanja sebesar itu, defisit APBN 2025 diperkirakan mencapai 2,53 persen dari PDB atau setara dengan Rp616 triliun.

"Defisit didesain di 2,53 persen dari GDP atau nominalnya Rp616 triliun, dari postur ini kami telah terus berkonsultasi, berkoordinasi dengan tim transisi dan sinkronisasi, serta presiden terpilih," tambah Sri Mulyani.

Sri Mulyani menegaskan bahwa pencapaian target penerimaan pajak bukanlah hal yang mudah. Meski terlihat ambisius, target ini harus diupayakan dengan strategi yang matang untuk menjaga momentum ekonomi dan memenuhi kebutuhan belanja negara.

"Mengumpulkan pajak itu tidak mudah, jika tidak ada upaya kolektif yang kuat, target ini bisa sulit tercapai," tutupnya.

Redaksi

Redaksi

wartafinansial.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

OJK Proyeksikan Pertumbuhan Kredit Perbankan Tetap Kuat hingga Akhir 2024

OJK Proyeksikan Pertumbuhan Kredit Perbankan Tetap Kuat hingga Akhir 2024

Bank Indonesia: Modal Asing Keluar Rp2,84 Triliun pada Awal Oktober 2024

Bank Indonesia: Modal Asing Keluar Rp2,84 Triliun pada Awal Oktober 2024

Utang Pemerintah Turun Jadi Rp8.461 T di Akhir Agustus 2024

Utang Pemerintah Turun Jadi Rp8.461 T di Akhir Agustus 2024

Penduduk 5 Daerah Ini Jadi 'Pasien' Utama Pinjol, Jabar Juaranya

Penduduk 5 Daerah Ini Jadi 'Pasien' Utama Pinjol, Jabar Juaranya

Inovasi Pertamina: Virgin Australia Airlines Jadi Pelopor Penggunaan Sustainable Aviation Fuel

Inovasi Pertamina: Virgin Australia Airlines Jadi Pelopor Penggunaan Sustainable Aviation Fuel