Jumat, 20 September 2024

PHR dan Konservasi Mangrove: Upaya Bersama Mengurangi Emisi dan Menjaga Ekosistem

PHR dan Konservasi Mangrove: Upaya Bersama Mengurangi Emisi dan Menjaga Ekosistem

Jakarta - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional Sumatera Subholding Upstream Pertamina di Wilayah Kerja Rokan berhasil mengurangi emisi karbon hingga 1.268 Ton CO2Eq, setara dengan emisi dari 845 mobil, melalui program konservasi mangrove di kawasan Bandar Bakau, Kota Dumai, Provinsi Riau.

"Program Konservasi Mangrove ini dimulai pada 2022 dengan area awal seluas 2,6 hektare, yang kemudian berkembang menjadi 24 hektare pada tahun 2024," ungkap Pandjie Galih Anoraga, Manager CSR PHR, Jumat (26/7/2024) dalam peringatan Diskusi Publik Hari Mangrove 2024 yang diselenggarakan oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Republik Indonesia.

Diskusi Publik bertema "Mangrove for Future" ini mengundang berbagai lembaga dan pakar untuk membahas pelaksanaan rehabilitasi mangrove di Indonesia. Para ahli dari berbagai sektor membahas isu-isu terkini terkait rehabilitasi mangrove dan memberikan rekomendasi agar pelaksanaannya lebih optimal.

Baca Juga

TJSL & CSR Awards 2024: PLN Enjiniring Unggul dengan Penghargaan Platinum Star 5 Berkat Program CSR

Kepala BRGM, Hartono Prawiraatmadja, menyatakan bahwa rehabilitasi mangrove harus berfokus tidak hanya pada hasil jangka pendek, tetapi juga pada pengelolaan jangka panjang agar manfaatnya dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

PHR menjalankan Program Konservasi Mangrove dengan menerapkan prinsip Pentahelix, yang melibatkan berbagai sektor, termasuk pemerintah daerah melalui Dinas Lingkungan Hidup, universitas, LSM, perusahaan, dan masyarakat sekitar Bandar Bakau.

"Mangrove berperan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan. Selain mengurangi emisi karbon, program ini juga membantu melestarikan ekosistem flora dan fauna, seperti Lutung Sumatera dan Kucing Bakau, yang bergantung pada mangrove," tambah Pandjie.

Selain itu, program konservasi mangrove juga mendorong peningkatan ekonomi lokal, terbukti dengan munculnya aktivitas ekonomi kreatif, seperti kafe yang dikelola pemuda setempat, dengan omset tahunan mencapai ratusan juta rupiah.

Dari sisi sosial budaya, terjadi kegiatan edukasi bagi generasi muda agar mereka memahami pentingnya konservasi mangrove dan manfaatnya.

"Kami berharap generasi muda menyadari pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, salah satunya melalui konservasi mangrove ini. Upaya ini membutuhkan waktu dan komitmen dari semua pihak. Kami selalu terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk BRGM," tutup Pandjie.

Redaksi

Redaksi

wartafinansial.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Suksesnya Peresmian Proyek ACCESS di Sumba, PLN Enjiniring Wujudkan PLTS Berkelanjutan

Suksesnya Peresmian Proyek ACCESS di Sumba, PLN Enjiniring Wujudkan PLTS Berkelanjutan

PLN Enjiniring dan Peresmian Proyek ACCESS di Sumba: Mempercepat Akses Energi Terbarukan

PLN Enjiniring dan Peresmian Proyek ACCESS di Sumba: Mempercepat Akses Energi Terbarukan

Peresmian Proyek ACCESS di Sumba, PLN Enjiniring Perkuat Transisi Energi di Indonesia

Peresmian Proyek ACCESS di Sumba, PLN Enjiniring Perkuat Transisi Energi di Indonesia

PLN Enjiniring Berperan Penting dalam Peresmian Proyek ACCESS di Sumba

PLN Enjiniring Berperan Penting dalam Peresmian Proyek ACCESS di Sumba

PLN Enjiniring Sukses Hadirkan Energi Bersih dalam Peresmian Proyek ACCESS di Sumba

PLN Enjiniring Sukses Hadirkan Energi Bersih dalam Peresmian Proyek ACCESS di Sumba