Pertamina Group Ciptakan Peluang Baru di Penerbangan dengan Bahan Bakar Berkelanjutan

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:18:08 WIB

Bali - PT Pertamina Group berkomitmen untuk mendukung transisi energi dalam industri penerbangan melalui distribusi Sustainable Aviation Fuel (SAF). Dalam acara Bali International Airshow 2024 yang digelar di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, helikopter Bell 407 menjadi yang pertama di Indonesia menggunakan SAF, menandai langkah penting menuju dekarbonisasi penerbangan.

Pada momen pengisian SAF perdana dan demonstrasi penerbangan helikopter SGI pada 19 September, Direktur Utama Pertamina Group, Riva Siahaan, menegaskan bahwa distribusi SAF merupakan elemen kunci dalam mencapai tujuan keberlanjutan yang lebih besar. Dengan meningkatnya penggunaan SAF dalam armada penerbangan, diharapkan dapat mengurangi jejak karbon di sektor ini.

“Setelah tahun lalu berhasil melakukan uji coba dengan Boeing 737-800 NG, kini SGI resmi menggunakan Pertamina SAF untuk helikopter Bell 407. Ini adalah langkah penting untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung inisiatif global dalam menghadapi perubahan iklim,” jelas Riva.

Dia menambahkan bahwa pengisian SAF di Bandara Ngurah Rai menunjukkan kemampuan Indonesia dalam memenuhi tuntutan energi di industri penerbangan internasional, di mana SAF menjadi solusi praktis tanpa perlu mengubah pesawat, infrastruktur bandara, atau rantai pasokan bahan bakar jet.

Pertamina SAF telah memenuhi berbagai standar internasional, termasuk sertifikasi dari ISCC untuk program CORSIA dan RED-EU, serta standar keselamatan yang ditetapkan oleh ASTM dan terdaftar sebagai Corsia Eligible Fuel (CEF) oleh ICAO.

“Kerja sama ini tidak hanya mendorong penerapan teknologi penerbangan berkelanjutan, tetapi juga mencerminkan visi bersama Pertamina Group, SGI, dan Bell untuk menciptakan masa depan penerbangan yang lebih bersih dan ramah lingkungan,” tambah Riva.

SGI menunjukkan komitmennya untuk berinvestasi dalam SAF, mencerminkan tanggung jawab mereka terhadap praktik berkelanjutan dan visi untuk masa depan penerbangan yang lebih bersih.

“Di SGI, kami bangga menjadi pelopor dalam transformasi penerbangan menuju keberlanjutan di Indonesia. Penggunaan SAF adalah langkah penting untuk mengurangi emisi karbon serta berkomitmen untuk masa depan yang lebih baik bagi industri dan planet ini. Kemitraan dengan Pertamina dan Bell sangat sejalan dengan tujuan ESG kami,” ungkap François Lassale, CEO PT Sayap Garuda Indah.

Sinergi ini juga didukung oleh Bell, produsen helikopter terkemuka yang berkontribusi pada penerapan SAF dalam armada mereka. Kerja sama ini membantu mempercepat transisi menuju praktik penerbangan yang lebih berkelanjutan dan pengurangan emisi karbon.

“Bell merasa terhormat untuk berkolaborasi dengan SGI dan Pertamina Group dalam mendukung penerbangan helikopter pertama di Indonesia yang menggunakan bahan bakar berkelanjutan,” kata William Dickey, Direktur Pengembangan Bisnis Bell untuk Asia Pasifik.

“Tonggak sejarah ini menegaskan komitmen Bell terhadap solusi bahan bakar alternatif serta dialog berkelanjutan dengan pelanggan dan regulator di seluruh Indonesia mengenai penerapan SAF. Kami berharap dapat mendorong adopsi teknologi penerbangan rendah karbon,” tambah William.

VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menekankan bahwa Pertamina Group terus memasarkan SAF tidak hanya untuk pesawat tetapi juga untuk helikopter, sebagai bagian dari upaya untuk mendorong penggunaan yang lebih luas.

“Keberhasilan distribusi SAF untuk helikopter bersama SGI menunjukkan bahwa produk Pertamina SAF diakui dalam industri aviasi, diharapkan dapat memberikan dampak positif baik secara finansial maupun dalam mengurangi emisi karbon,” ujar Fadjar.

Sebagai pemimpin dalam transisi energi, Pertamina berkomitmen untuk mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus melaksanakan program-program yang berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Semua inisiatif ini sejalan dengan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) yang diterapkan dalam seluruh operasional Pertamina.

Terkini