Kerja Sama PLN Indonesia Power dan PGE dalam Mengembangkan Energi Panas Bumi di Tanah Air

Kamis, 10 Oktober 2024 | 15:07:40 WIB

Jakarta - PLN Indonesia Power (PLN IP) bersama Pertamina Geothermal Energy (PGE) sedang mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu Binary Unit 30 MW dan Lahendong Binary Unit 15 MW. Kolaborasi ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Indonesia melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memaksimalkan potensi Energi Baru Terbarukan dalam rangka mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060.

Sinergi ini ditandai dengan penandatanganan Consortium Agreement antara PLN Indonesia Power dan Pertamina Geothermal Energy. Momen penting ini berlangsung di acara Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) Ke-10 yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan. Acara ini disaksikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasojo, dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.

Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi terbesar untuk geothermal, diperkirakan mencapai 40 persen dari potensi dunia dengan estimasi hingga 24 ribu Mega Watt. Oleh karena itu, energi panas bumi harus terus dikembangkan agar dapat memenuhi kebutuhan listrik dengan rendah emisi dan mewujudkan ekonomi hijau.

"Negara kita, Indonesia, juga berkomitmen untuk menjadi bagian penting dalam langkah-langkah dunia menuju ekonomi hijau, mengembangkan industri hijau, dan melakukan transisi ke energi hijau. Ini adalah komitmen yang telah sering saya sampaikan," kata Joko Widodo.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menambahkan bahwa saat ini Indonesia memiliki kapasitas listrik sebesar 93 Giga Watt atau setara 93 ribu MW, di mana 13,7 GW atau 15 persen di antaranya berasal dari energi baru terbarukan. Energi panas bumi dapat menjadi instrumen penting untuk meningkatkan porsi EBT dalam bauran energi nasional.

"Saat ini, kapasitas pembangkit listrik panas bumi di Indonesia mencapai 2,6 GW, menjadikannya yang terbesar kedua di dunia, dengan pertumbuhan dua kali lipat selama 10 tahun terakhir," ujarnya.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra menyatakan bahwa mengingat fakta tersebut, pembangkit panas bumi menjadi andalan dalam pengembangan EBT. Oleh karena itu, PLN Indonesia Power melakukan terobosan dalam pengembangan PLTP dengan menggandeng Pertamina Geothermal Energy.

"Kolaborasi ini merupakan langkah strategis untuk memanfaatkan potensi panas bumi di Indonesia seoptimal mungkin," kata Edwin.

Kerja sama antara PLN Indonesia Power dan Pertamina Geothermal Energy mencakup pengembangan PLTP Cogeneration (Binary Unit) di lokasi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Pertamina Geothermal Energy dengan potensi kapasitas mencapai 230 MW. Proyek yang akan dikembangkan dalam kerjasama ini meliputi PLTP Ulubelu Binary Unit 30 MW dan Lahendong Binary Unit 15 MW.

"Proyek ini bertujuan untuk mempercepat transisi energi dan mendukung kebijakan energi nasional dalam pencapaian National Determined Contribution (NDC) serta program Net Zero Emission," tambahnya.

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Jufli Hadi menekankan bahwa kerja sama antara PGE dan PLN IP adalah bentuk nyata kolaborasi dalam pengembangan energi panas bumi.

"Kolaborasi adalah kunci dalam menciptakan ekosistem yang mendukung percepatan pengembangan panas bumi di Indonesia. Kerja sama PGE dan PLN IP ini adalah salah satu langkah penting yang perlu diambil demi kemajuan energi hijau yang akan memberi manfaat besar dan berkelanjutan, tidak hanya bagi kedua perusahaan, tetapi juga untuk Indonesia dan dunia," ungkap Jufli.

Terkini