Pertamina Pionir dalam Inovasi Sustainable Aviation Fuel untuk Penerbangan Indonesia

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:22:07 WIB

Bali - PT Pertamina (Persero) menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan Sustainable Aviation Fuel (SAF) di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan oleh A Salyadi Saputra, Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina, dalam sesi panel bertajuk “Global and Regional Collaboration Potential on Sustainable Aviation Fuel” di acara Bali International Air Show 2024, yang diadakan pada Rabu (18/09) di Bandara Internasional Ngurah Rai.

Salyadi menjelaskan bahwa pengembangan SAF melibatkan berbagai elemen, termasuk aspek teknologi, dukungan finansial, dan kebijakan pemerintah, untuk memastikan keberlanjutan SAF di industri penerbangan Indonesia.

“Pertamina telah siap untuk berkontribusi dalam pengembangan SAF. Pertamina Patra Niaga sudah memiliki lisensi dari Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) dan Renewable Energy Directive-Eropa (RED-EU), memungkinkan kami untuk menjadi pemasok SAF. Kami juga melakukan peningkatan fasilitas kilang untuk menjadikannya green refinery yang mampu memproduksi SAF secara efisien. Dukungan dari masyarakat, baik di dalam negeri maupun internasional, sangat diperlukan untuk menciptakan manfaat bersama,” ujar Salyadi.

Dia menambahkan bahwa sebagai Badan Usaha Milik Negara, Pertamina memiliki dua peran penting: membantu pemerintah menjaga ketahanan energi nasional dan menjalankan bisnis yang berkelanjutan. Salyadi menganggap SAF sebagai peluang bisnis yang menjanjikan dalam sektor penerbangan, sehingga Pertamina bertekad untuk mengembangkan inisiatif ini secara serius.

“Pertamina telah sukses dalam produksi biofuel seperti B35 yang kini diterapkan di Indonesia, dan kami berencana untuk meningkatkannya menjadi B40 atau B50. Dalam hal SAF, kami yakin pasar tidak hanya terbatas di dalam negeri, tetapi juga memiliki potensi besar di pasar global berkat kekayaan sumber daya alam Indonesia,” tambah Salyadi.

Di sesi yang sama, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, juga menyampaikan keyakinannya tentang potensi Pertamina dalam mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan melalui SAF.

Luhut meyakini bahwa Indonesia memiliki peluang besar di sektor SAF, tetapi diperlukan kolaborasi dengan mitra strategis, termasuk perusahaan global. Ia juga menyatakan kebanggaannya melihat kerjasama antara industri domestik dan negara lain, seperti kolaborasi Pertamina dengan Airbus untuk mengembangkan ekosistem SAF di Indonesia.

“Saya yakin satu negara tidak bisa melakukannya sendiri. Oleh karena itu, keberadaan Pertamina sangat penting bagi Indonesia. Kami ingin melibatkan Pertamina, tetapi itu tidak cukup. Kami juga mengundang negara lain serta organisasi transportasi udara dan perusahaan global seperti Airbus untuk berpartisipasi,” ujarnya.

Luhut menekankan pentingnya forum dan diskusi seperti ini. Selain untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan, forum ini juga membantu semua pihak untuk menilai peta jalan efisiensi bahan bakar di Indonesia dan di seluruh dunia.

“Forum ini sangat berarti karena memberikan ruang untuk berbagi pengalaman. Saya percaya Indonesia tidak bisa melakukannya sendiri, tetapi bersama-sama kita dapat mencapai target nol emisi pada tahun 2060,” tutupnya.

Sebagai pemimpin dalam transisi energi, Pertamina berkomitmen untuk mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mengembangkan program-program yang berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Semua upaya ini sejalan dengan penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) dalam seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

Terkini