Pertamina Hulu Energi Memperkenalkan Program Wasteco di New York untuk Masa Depan Berkelanjutan

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:53:27 WIB

NEW YORK - Program Waste To Energy For Community (Wasteco) yang diusung oleh PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina baru-baru ini menerima pengakuan global dalam ajang SDG Innovation Accelerator for Young Professionals 2024. Acara ini diikuti oleh 15 perusahaan anggota United Nations Global Compact (UNGC), dengan total 16 kelompok inovator yang terdiri dari para profesional muda dari perusahaan BUMN dan swasta.

Program Wasteco merupakan bagian dari inisiatif Desa Energi Berdikari Pertamina yang dijalankan oleh Pertamina Hulu Mahakam. Inisiatif ini mengedepankan solusi pengelolaan sampah menjadi gas metana untuk memenuhi kebutuhan gas rumah tangga dan pelaku usaha UMKM di Kelurahan Manggar, Balikpapan. Program ini mendukung implementasi ESG perusahaan dan pencapaian SDGs, khususnya Tujuan 5, 7, 8, dan 13.

Program Wasteco telah berhasil mengolah sampah, mengurangi potensi emisi karbon, dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar melalui konsep ekonomi sirkular.

"Inovasi yang dilakukan oleh PHE ini sangat luar biasa dan aplikatif untuk berbagai inovasi di wilayah operasi Pertamina. Harapan saya, setelah berhasil diterapkan di Balikpapan, ini juga bisa diimplementasikan di lokasi lain di seluruh operasi Pertamina," ungkap Direktur Manajemen Risiko PT Pertamina (Persero) Ahmad Siddik Badruddin di sela acara sharing session di KJRI New York.

Inovasi dari PHE mendapatkan apresiasi dari Konsul Jenderal RI New York. "Ketika kita berbicara tentang keseimbangan, ada beberapa aspek yang terkait. Pertamina sudah mencakup semua aspek tersebut, termasuk keuntungan finansial, komunitas perusahaan, sosial, dan lingkungan, yang mempengaruhi keseluruhan keseimbangan," tutur Konsul Jenderal RI New York Winanto Adi.

Delegasi PHE juga berkesempatan menghadiri UN Global Compact Leaders Summit dan melakukan sesi berbagi dengan Persatuan Mahasiswa Indonesia Amerika Serikat (Permias) yang menggeluti bidang Sustainability Management di New York.

"Melalui Wasteco, kami mengajak masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang perubahan iklim dan optimalisasi pemanfaatan energi dari sumber daya lokal. Inovasi Wasteco dikembangkan untuk mendukung akses energi yang lebih terjangkau, dapat diandalkan, dan berkelanjutan berbasis sumber energi baru terbarukan (EBT) sehingga memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat," kata Corporate Secretary Pertamina Hulu Energi Arya Dwi Paramita.

Program Wasteco mengintegrasikan kompetensi inti perusahaan dengan mengadopsi enam teknologi migas, antara lain kepala sumur, alat ukur gas, manifold, separator, saluran pipa pengiriman, dan gas suar. Inovasi ini telah mendapatkan hak paten dari Kemenkumham RI sejak 14 Juni 2023, menunjukkan bahwa metode pengelolaan gas metana dari sampah organik menjadi EBT dengan teknologi migas ini adalah inovasi baru pertama di Indonesia.

Hingga Juni 2024, Program Wasteco telah mencapai 380 sambungan rumah dengan lebih dari 1.500 penerima manfaat dan 28 UMKM, memanfaatkan gas metana sampah sebesar 820.800 m³/tahun. Melalui Wasteco, masyarakat dapat menghemat biaya pengeluaran rumah tangga hingga Rp456 juta per tahun. Selain itu, Program Wasteco juga berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 296.356 ton CO2eq per tahun.

PHE berkomitmen untuk terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai dengan prinsip ESG. PHE telah menjadi anggota United Nations Global Compact (UNGC) sejak Juni 2022.

Dalam ajang SDG Innovation Accelerator For Young Professionals, setiap inovator yang berpartisipasi menerima sertifikat penyelesaian setelah mengikuti pembelajaran dan modul secara online selama sekitar enam bulan. Apresiasi juga diberikan kepada Corporate Secretary Pertamina Hulu Energi Arya Dwi Paramita sebagai salah satu mentor dalam ajang ini.

PHE berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi dan operasionalnya, sebagai bagian dari penerapan aspek ESG. Dalam aspek Governance, PHE juga berkomitmen pada Zero Tolerance on Bribery dengan memastikan pencegahan terhadap fraud dan menjamin perusahaan bebas dari praktik suap. Salah satu langkahnya adalah dengan menerapkan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah terstandarisasi ISO 37001:2016.

PHE terus mengembangkan pengelolaan operasi yang bijaksana dan unggul di dalam dan luar negeri secara profesional, untuk mewujudkan pencapaian sebagai perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang ramah lingkungan, bertanggung jawab sosial, dan memiliki tata kelola yang baik.

Terkini