PLN Indonesia Power dan PGE Berinovasi dalam Energi Panas Bumi untuk Kesejahteraan Bersama

Selasa, 01 Oktober 2024 | 21:16:55 WIB

Jakarta - PLN Indonesia Power (PLN IP) berkolaborasi dengan Pertamina Geothermal Energy (PGE) untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu Binary Unit 30 MW dan Lahendong Binary Unit 15 MW. Kerjasama ini merupakan upaya nyata dari Pemerintah Indonesia, melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dalam memaksimalkan potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk mencapai target Net Zero Emission pada 2060.

Sinergi ini ditandai dengan penandatanganan Consortium Agreement antara PLN Indonesia Power dan Pertamina Geothermal Energy, yang berlangsung di acara Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) Ke-10 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta. Penandatanganan ini disaksikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono, serta Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasojo dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.

Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi geothermal terbesar di dunia, yang diperkirakan mencapai 40 persen dari total potensi global, dengan estimasi kapasitas sekitar 24 ribu Mega Watt. Oleh karena itu, energi panas bumi perlu dikembangkan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan listrik dengan rendah emisi dan mendukung ekonomi hijau.

“Indonesia berkomitmen untuk menjadi bagian penting dalam membangun ekonomi hijau, mengembangkan industri hijau, dan melakukan transisi ke energi hijau. Ini adalah komitmen yang sudah sering saya sampaikan,” kata Joko Widodo.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menambahkan bahwa Indonesia saat ini memiliki kapasitas listrik sebesar 93 Giga Watt, di mana 13,7 GW atau 15 persen berasal dari Energi Baru Terbarukan. Energi panas bumi dapat menjadi instrumen penting untuk meningkatkan porsi EBT dalam bauran energi nasional.

“Sekarang kapasitas pembangkit listrik panas bumi di Indonesia mencapai 2,6 GW, menjadikannya yang terbesar kedua di dunia. Pertumbuhannya selama 10 tahun terakhir telah meningkat dua kali lipat,” ujarnya.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menjelaskan bahwa pengembangan PLTP menjadi andalan dalam pengembangan EBT. PLN Indonesia Power berkomitmen melakukan terobosan dengan menggandeng Pertamina Geothermal Energy untuk memanfaatkan potensi panas bumi Indonesia seoptimal mungkin.

“Kolaborasi ini adalah langkah strategis untuk memaksimalkan potensi panas bumi yang ada di Indonesia,” kata Edwin.

Kerja sama antara PLN Indonesia Power dan Pertamina Geothermal Energy mencakup pengembangan PLTP Cogeneration (Binary Unit) di lokasi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Pertamina Geothermal Energy, dengan potensi kapasitas mencapai 230 MW. Dalam kerjasama ini, mereka akan mengembangkan PLTP Ulubelu Binary Unit 30 MW dan Lahendong Binary Unit 15 MW.

“Proyek ini mendukung percepatan transisi energi dan kebijakan energi nasional dalam pencapaian National Determined Contribution (NDC) serta program Net Zero Emission,” tambahnya.

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy, Jufli Hadi, menyatakan bahwa kerja sama ini mencerminkan kolaborasi nyata dalam pengembangan energi panas bumi.

“Kolaborasi adalah kunci dalam menciptakan ekosistem yang mendukung percepatan pengembangan panas bumi di Indonesia. Kerja sama PGE dan PLN IP adalah salah satu langkah penting demi kemajuan energi hijau yang akan memberikan manfaat besar dan berkelanjutan, tidak hanya bagi kedua perusahaan, tetapi juga untuk Indonesia dan dunia,” kata Jufli.

Halaman :

Terkini