Maskapai Internasional Pertama: Virgin Australia Airlines Menggunakan Sustainable Aviation Fuel dari Pertamina

Jumat, 27 September 2024 | 19:01:54 WIB

Bali – PT Pertamina Patra Niaga mencetak sejarah baru dengan menjadikan Virgin Australia Airlines sebagai maskapai internasional pertama yang menggunakan Sustainable Aviation Fuel (SAF) dari Aviation Fuel Terminal (AFT) Ngurah Rai. Acara seremonial “First International Uplift” berlangsung di Bali International Airshow yang diadakan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

Maya Kusmaya, Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga Pertamina Patra Niaga, menyatakan bahwa penyaluran SAF ini menandakan kemajuan Indonesia dalam memenuhi tuntutan energi di sektor penerbangan. “SAF adalah solusi jangka menengah yang dapat mengurangi jejak karbon tanpa perlu mengubah infrastruktur pesawat atau bandara,” ujarnya.

Maya juga menjelaskan bahwa SAF yang disuplai telah mematuhi standar sertifikasi dari International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) serta peraturan CORSIA (Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation) dan Renewable Energy Directive dari Uni Eropa. Selain itu, bahan bakar ini telah memenuhi kriteria internasional dari American Society of Testing and Materials (ASTM).

“Komposisi SAF kami terdiri dari 38,43% synthetic kerosene yang diproduksi dari minyak jelantah dan 61,57% avtur berbasis fosil,” tambahnya.

Fiona Walmsley, General Manager Sustainability Virgin Australia, menyambut baik kolaborasi ini sebagai langkah awal menuju tujuan Net Zero Emission bagi kedua negara. “Kerja sama ini mencerminkan komitmen kami untuk mengurangi jejak karbon dan mendorong solusi ramah lingkungan. Ini adalah langkah konkret untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dalam industri penerbangan,” ungkapnya.

Sebanyak sekitar 160 kiloliter SAF disuplai kepada pesawat Boeing 737 Virgin Australia untuk penerbangan dari Denpasar ke kota-kota di Australia seperti Brisbane, Melbourne, Sydney, dan Gold Coast pada tanggal 18 dan 19 September 2024.

Penyaluran SAF dikelola melalui metode chain of custody tipe mass balance, yang memungkinkan avtur konvensional dicampurkan dengan SAF dalam satu tangki, mengingat kedua jenis bahan bakar tersebut memiliki spesifikasi teknis yang sama. Meski dicampur, pencatatan dan pengawasan dilakukan secara terpisah.

Langkah ini menegaskan komitmen PT Pertamina Patra Niaga untuk mendukung transisi energi di sektor penerbangan dan berkontribusi pada pencapaian target Net Zero Emission Indonesia pada tahun 2060. SAF yang diolah dari limbah ini, ketika dipadukan dengan bahan bakar fosil, mampu mengurangi emisi karbon hingga 84% dibandingkan bahan bakar jet konvensional dan telah disertifikasi oleh ISCC CORSIA dan ISCC RED-EU.

Fadjar Djoko Santoso, VP Corporate Communication Pertamina, menegaskan bahwa penyaluran SAF ini merupakan tonggak penting bagi Pertamina. “Ini membuktikan bahwa produk kami telah diterima di pasar internasional. Kami akan terus berusaha untuk mengembangkan SAF sebagai bagian dari upaya kami untuk mengurangi jejak karbon di sektor penerbangan,” tegasnya.

Terkini