Kolaborasi dengan Peneliti ITB, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Tinjau Langsung Green Refinery Cilacap

Selasa, 06 Agustus 2024 | 23:08:53 WIB

Cilacap – Kehadiran Green Refinery Cilacap yang dikelola oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) merupakan simbol ketahanan dan kedaulatan energi nasional dalam menghadapi era transisi energi. Hal itu mengemuka dalam kunjungan kerja Management Walkthrough (MWT) Komisaris Utama Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri beserta rombongan di Cilacap.

Simon menegaskan Green Refinery di Kilang Cilacap sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dan merupakan bagian penting untuk memperjuangkan kedaulatan energi negeri. Adapun saat ini Kilang Cilacap merupakan kilang terbesar Pertamina dengan kapasitas pengolahan crude mencapai 348 ribu barel per hari, setara dengan 33% dari kapasitas kilang Indonesia secara total.

Mengingat tingginya nilai strategis Green Refinery Cilacap, Simon proaktif menggandeng akademisi Institut Teknologi Bandung, yang telah menjalin sinergi dalam pengembangan Sustainable Aviation Fuel yang diproduksi di Cilacap.

“Selain pertimbangan bisnis, kedaulatan energi mutlak harus menjadi orientasi kita untuk mengurangi impor. Kita harus menjadi pahlawan ketahanan energi. Untuk itu kami melakukan MWT untuk mendorong manajemen melaksanakan tugas dan operasional agar sesuai GCG (Good Corporate Governance) dan target perusahaan,” tegas Simon.

Masuki Fase Ke-2

General Manager Kilang Cilacap Edy Januari Utama menyebutkan bahwa saat ini proyek Green Refinery Cilacap tengah memasuki fase kedua untuk menambah unit dan akan meningkatkan kapasitas pengolahan yang lebih besar. “Sehingga untuk satu kali proses mampu menghasilkan beberapa produk,” jelas Edy.

Saat ini kapasitas pengolahn 3 KBPD dan akan ditingkatkan menjadi 6 KBPD serta kemampuan untuk meningkatkan komponen nabati pada SAF dari 2,4%. Pengembangan Green Refinery fase 2 bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO).

Adapun saat ini Kilang Cilacap menopang 34% kebutuhan BBM Nasional dan 60% kebutuhan BBM di Pulau Jawa.

Sesuai dengan pilar ESG yang diemban KPI, produksi produk rendah emisi menjadi fokus utama Kilang Cilacap melalui Green Refinery.

“Unit ini mampu memroduksi produk rendah emisi gas rumah kaca. Produk utama unit ini adalah Green Diesel dengan bahan baku 100 persen terbarukan dan memiliki kandungan sulfur lebih baik dari Euro V,” lanjut Edy.

Dalam Management Walkthrough tersebut, Simon Aloysius Mantiri beserta rombongan peneliti melihat langsung produk Pertamina Renewable Diesel yang merupakan bahan bakar nabati ramah lingkungan yang dihasilkan dari Hydrotreated Vegetable Oil (HVO). Hasil dari Green Refinery Cilacap, bahan bakar hijau ini telah berhasil meraih sertifikat International Sustainability and Carbon Certification (ISCC). Dengan sertifikasi ISCC ini, HVO dari PT Pertamina (Persero) diakui atas kontribusinya dalam menurunkan emisi karbon hingga 65-70 persen dibandingkan dengan bahan bakar konvensional, sehingga dengan layak dapat disebut sebagai produk ramah lingkungan.

Dalam kunjungan tersebut, Komisaris Utama Pertamina (Persero) turut didampingi Komisaris Independen, Condro Kirono; Komisaris Independen KPI, Prabunindya Revta Revolusi; Direktur SDM & Penunjang Bisnis KPI Tenny Elfrida serta SVP Tech Innovation Pertamina, Oki Muraza.

Terkini