Pemprov Sumsel Apresiasi Konsistensi Kilang Plaju Dorong Kesadaran Masyarakat Terhadap Perubahan Iklim Palembang

Kamis, 01 Agustus 2024 | 23:23:41 WIB

Palembang, 1 Agustus 2024 - Perubahan iklim yang berlangsung di dunia sangat memprihatinkan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh para stakeholder terkait, dalam hal ini pemerintah, akademisi, masyarakat, serta perusahaan yang menyadari akan pentingnya agenda menyelamatkan bumi sebagai tempat tinggal seluruh umat. Kilang Plaju adalah salah satu perusahaan yang mengambil tanggung jawab pengelolaan lingkungan, dan menjadikannya linear dengan tujuan bisnis jangka panjang.

Secara global, data dari NASA menunjukkan bahwa suhu rata-rata bumi saat ini mengalami peningkatan sebesar 1 derajat celcius akibat pemanasan global yang telah terjadi sejak 40 tahun terakhir. Suhu tersebut memicu puncak pemanasan ekstrem di tahun 2016 dan 2020 yang menjadi tahun terpanas dalam catatan.

Di Indonesia sendiri, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa per September 2020, suhu udara rata-rata Indonesia mengalami kenaikan ekstrem yang mencapai 27,2 derajat celcius. Kemudian pada tahun 2021 Indonesia mengalami tahun terpanas urutan ke-8 dengan nilai anomali sebesar 0,4 derajat celcius.

Dalam hal ini, pengelolaan sampah juga ikut mempengaruhi dinamika perubahan iklim di Indonesia. Terdapat banyak ‘PR’  yang harus diselesaikan dalam sektor persampahan sebagai upaya mitigasi krisis iklim.

Kontribusi Korporasi

Komitmen menerapkan bisnis yang bertanggung jawab serta berkelanjutan menjadi misi PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Plaju. Perusahaan pengolahan migas & petrokimia di Sumsel ini percaya, keberhasilan jangka panjang bergantung pada keseimbangan antara kinerja ekonomi dan tanggung jawab sosial & lingkungan.

Hal itu ditunjukkan Kilang Plaju sebagai lokomotif perekonomian di Sumatera Selatan. Dengan wilayah operasi di Kecamatan Plaju, Kota Palembang dan sebagian di Kecamatan Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin, perusahaan ini mendukung penuh upaya pemerintah dalam agenda-agenda lingkungan.

Pjs. Area Manager Communication, Relations & CSR PT KPI Unit Plaju, Ahmad Adi Suhendra mengatakan Kilang Pertamina Plaju tidak hanya berfokus pada aktivitas bisnis yang semata-mata hanya mengejar keuntungan, namun selalu berorientasi pada lingkungan serta pemberdayaan masyarakat.

"Kilang Plaju berkomitmen penuh dalam mendukung adaptasi, mitigasi serta kelembagaan menyambut perubahan iklim, didasarkan pada kesadaran penuh perusahaan untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan," terang Suhendra.

Salah satu ikhtiar itu ialah, dukungan terhadap Program Kampung Iklim (Proklim) di Provinsi Sumatera Selatan. Sejalan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 12, (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), poin 13, (Penanganan Perubahan Iklim), poin 15 (Kehidupan di Darat), Proklim dijalankan dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya dalam memperkuat kemampuan adaptasi terhadap perubahan iklim serta mengurangi emisi gas rumah kaca.

Proklim mengaplikasikan konsep pemberdayaan masyarakat atau Community Based Development, yang melibatkan pemerintah daerah sebagai eksekutor dan masyarakat umum sebagai partisipan aktif.

Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel mengapresiasi penuh kontribusi penuh Kilang Plaju pada pelaksanaan Proklim di Bumi Sriwijaya, dengan menyerahkan penghargaan Pembina Program Kampung Iklim (Proklim) Sumatera Selatan tahun 2024. Piagam ini diberikan sebagai pengakuan atas kontribusi perusahaan dalam upaya mitigasi perubahan iklim dan pelestarian lingkungan.

Lebih lanjut, Elen Setiadi mengapresiasi langkah-langkah Kilang Pertamina Plaju dalam upaya menyelamatkan planet bumi. Dalam gelaran Hari Lingkungan Hidup Sedunia (HLHS) yang digelar di Palembang pada Rabu (31/7/2024) kemarin, Elen mengajak seluruh pihak untuk sama-sama meningkatkan kualitas lingkungan hidup di Sumatera Selatan.

Elen mengutarakan, lingkungan bersih merupakan tanggung  jawab bersama, pelaksanaan acara Hari Lingkungan Hidup Sedunia (HLHS) yang digelar Venue Kebon Gede, Jl. Sultan M. Mansyur Palembang ini menjadi momen penting untuk menyadarkan kembali kita semua agar melakukan upaya-upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan.

"Apa  yang dilakukan oleh Bapak Ibu kecil tetapi kalau ini dilakukan terus-menerus akan menjadi sesuatu yang besar sekali.  Mulailah kita menjaga dari yang paling kecil misalnya untuk menjaga lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya, memilah sampah kemudian yang paling penting adalah karena kita hidup berbudaya dengan air terutama dengan Sungai Musi" Ujar Elen.

Lanjutnya, Hari Lingkungan Hidup tahun 2024 difokuskan pada kegiatan pemulihan lahan, pengendalian desertifikasi, dan ketahanan terhadap kekeringan.  Pemulihan lingkungan merupakan kunci dalam membalikkan arus degradasi lahan, dan dapat  sekaligus meningkatkan mata pencaharian, mengurangi kemiskinan, dan membangun ketahanan terhadap cuaca ekstrem. Pemulihan juga meningkatkan penyimpanan karbon dan memperlambat proses ataupun dampak akibat perubahan iklim. Pemulihan berkaitan langsung dengan penyelesaian krisis iklim. Dalam upaya penyelesaian krisis iklim, inovasi dan prinsip keadilan memegang peran penting.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada Bupati/Walikota se-Sumatera Selatan serta stakeholder terkait dalam penanggulangan dan pencegahan krisis iklim di wilayah masing-masing dan saya juga mengajak kepada semua masyarakat untuk terus menggalakkan berbagai langkah dan upaya dalam mendorong kehidupan yang berkelanjutan secara kondusif agar lingkungan sehat," kata dia.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup & Pertanahan (DLHP) Provinsi Sumsel Herdi Apriansyah menambahkan perlunya meningkatkan kesadaran kolektif bersama-sama masyarakat untuk melawan dampak krisis iklim di Sumatera Selatan.

"Pelaksanaan kegiatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024 ini merupakan hal yang sangat penting untuk bisa meningkatkan, mengingatkan, kesadaran, dan kepedulian kita terhadap lingkungan hidup agar tercipta lingkungan yang sehat." Ujarnya.

Bangun Taman Keanekaragaman Hayati

Dalam upaya menyelamatkan lingkungan hidup, Kilang Plaju juga fokus pada beberapa program pelestarian keanekaragaman hayati, di antaranya Riset & Konservasi Ikan Belida (Chitala Lopis) yang hingga saat ini telah dikonservasi sebanyak 154 ekor , penangkaran Rusa sebanyak 33 ekor dengan 32 ekor rusa totol dan seekor rusa sambar, konservasi Gajah Sumatera yang berjumlah 28 ekor gajah serta penanaman 4.663 pohon dari 104 spesies yang ada guna mendukung program  penghijauan pada wilayah Komplek Pertamina.

Selain itu, Kilang Plaju juga mendukung penuh pembangunan Taman Keanekaragaman Hayati (Taman Kehati) Sumsel yang berlokasi di Komplek Jakabaring Sport City (JSC), Palembang. Di taman ini nantinya akan ditanam total 55 spesies pohon langka, yang terdiri dari 30 spesies tanaman utama yang terancam punah, dan 25 spesies tanaman pendukung.

Beberapa di antaranya, sudah terancam punah dengan status rawan, kritis, genting, dan rendah perhatian. Misalnya, pohon Geronggang (Cratoxylum Arborescens), Meranti (Shorea), Tembesu (Fragea Fragrans), Belangeran (Shorea Balangeran), dan Ramin (Gonystylus Bancanus).

Taman tersebut merupakan tempat konservasi Flora langka berbasis tanah rawa di sekitar kompleks Jakabaring Sport Center Palembang, sehingga menjadikannya sebagai taman Rawa untuk pelestarian keanekaragaman hayati pertama di Indonesia.

Ajak Masyarakat Lawan Perubahan Iklim

RW 12 Kelurahan Plaju Ulu menjadi salah satu calon lokasi Proklim yang diajukan mendapat predikat Utama pada 2023. Kampung ini merupakan salah satu mitra binaan CSR/TJSL Kilang Plaju di Kota Palembang, dengan berbagai kegiatan meliputi pembudidayaan perikanan, hidroponik, dan pengolahan produk UMKM.

Di kampung ini, terdapat UMKM KWT (Kelompok Wanita Tani) yang mewadahi minat ibu-ibu pada pengolahan produk keripik. Keripik Singkong, salah satu produk pengolahan UMKM yang diusahakan, adalah salah satu produk unggulan dari KWT BAROKAH yang diolah dengan cita rasa gurih. Ada juga keripik pisang yang dikemas dengan sebaik mungkin dan jadi salah satu opsi camilan yang murah.

Selanjutnya, terdapat kegiatan Hidroponik dengan selada sebagai komoditi utama.

Di kampung ini juga dilakukan pembudidayaan perikanan di antaranya: Ikan Nila, Ikan Betok, Ikan Gabus, dan jenis ikan lainnya, dan selanjutnya diolah menjadi pendamping lauk makan.

Melalui kegiatan ini, masyarakat di Plaju diajak untuk melawan perubahan iklim dengan adaptasi, mitigasi, serta penguatan kelembagaan. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga, tetapi juga memperkuat kemampuan mereka dalam menghadapi dampak perubahan iklim.

Dengan adaptasi dan mitigasi yang tepat, serta penguatan kelembagaan melalui partisipasi aktif masyarakat, RW 12 Plaju Ulu menjadi contoh nyata bagaimana komunitas lokal dapat berkontribusi dalam menjaga lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup.

Terkini