Pertamina Internasional EP Mengamankan Investasi di Aljazair melalui Kemitraan Strategis

Selasa, 04 Juni 2024 | 14:02:47 WIB
Antisipasi Dampak Konflik Global: Pertamina Internasional EP dan KBRI di Aljazair, Perkuat Kemampuan Tanggap Darurat

JAKARTA - PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) terus menunjukkan komitmen dalam mengamankan investasi dan melindungi tenaga kerja di luar negeri, khususnya di Aljazair. Langkah proaktif ini diwujudkan melalui kerjasama strategis antara anak usaha Pertamina, PT Pertamina Algeria Eksplorasi & Produksi (PAEP), dengan Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (KEMLU RI) dan KBRI Aljazair. Direktur Utama PIEP, Jaffee A. Suardin, menegaskan pentingnya kerjasama ini dalam menghadapi dinamika politik global: "Kami berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas tanggap darurat di Aljazair demi menjaga keselamatan pekerja Indonesia dan aset perusahaan." Sementara itu, Duta Besar RI untuk Aljazair, Chalief Akbar, menyoroti peran penting KBRI dalam memitigasi potensi ancaman terhadap WNI di kawasan tersebut. Perjanjian ini tidak hanya mencakup rencana evakuasi darurat, tetapi juga pertukaran informasi, mobilisasi sumber daya, dan program pelatihan untuk memperkuat kemampuan kolektif dalam menghadapi situasi darurat. Jon Erwin, Country Manager PAEP, optimis bahwa kolaborasi ini akan memperkuat posisi Pertamina dalam mengelola risiko operasional di lingkungan internasional, sekaligus menjaga kontribusi positif perusahaan terhadap ekonomi energi nasional Indonesia. Tujuan utama kesepakatan ini mencakup peningkatan sinergi kedua belah pihak terutama saat kondisi darurat, untuk meningkatkan efektivitas saat penanganan krisis.  Upaya terkoordinasi ini nantinya diharapkan dapat menyelaraskan komunikasi dan upaya respons selama situasi darurat. Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Republik Indonesia untuk Aljazair, Chalief Akbar, menyampaikan, “penanganan kedaruratan juga merupakan tugas dari kedutaan besar Indonesia yang berada di Alger, ibukota Aljazair. Dan sejalan dengan perkembangan kondisi geopolitik di kawasan Timur Tengah yang dinilai memiliki potensi melebar dan mempengaruhi kondisi negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, maka dirasa penting untuk mitigasi apabila PAEP memiliki rencana kontijensi kedaruratan untuk proses evakuasi pekerja WNI,” ujarnya. Selain penandatanganan kerja sama, dilakukan juga pertemuan sekaligus diskusi KEMLU, KBRI, dan PAEP dengan beberapa topik bahasan seperti situasi keamanan dan potensi ancaman, kegiatan operasional Pertamina dan Rencana Kontijensi Keadaan darurat di Aljazair. Dalam diskusi Penyusunan Rencana Kontijensi ini, Country Manager PAEP, Jon Erwin, menjelaskan, “kolaborasi dan sinergi antara PWNI - KEMLU, KBRI, dan PAEP ini bisa menjadi pijakan perusahaan kedepannya dalam konteks penanganan kedaruratan di Aljazair. Diharapkan kedepannya inisiatif ini dapat terus berkembang dan bisa menjadi acuan bagi entitas Pertamina dan Kementerian BUMN lain yang memiliki wilayah kerja di luar negeri,” jelasnya. Selain itu, kerja sama ini juga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas kedua organisasi dalam merespon tanggap darurat serta respon cepat yang lebih baik untuk melindungi tenaga kerja sebagai human capital, dan aset operasi Pertamina di Aljazair. Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia, Judha Nugraha, menyampaikan, "Kementerian Luar Negeri sangat antusias untuk melanjutkan kemitraan yang sudah berjalan dari beberapa tahun sebelumnya.  Melalui kerja sama ini kami memperkuat kemampuan personel untuk mengatasi situasi darurat baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Keahlian bersama yang akan dicapai memungkinkan kami untuk memberikan bantuan dan dukungan tepat waktu kepada mereka yang membutuhkan," pungkasnya mengakhiri wawancara.  Kolaborasi antara PIEP serta anak usahanya adalah sebagai bagian dari perusahaan BUMN pertama yang menginisiasi perlindungan warga negara Indonesia umumnya dengan Kementerian Luar Negeri, menghasilkan kesepakatan yang merupakan tonggak penting dalam upaya keduanya untuk memastikan perlindungan dan keselamatan pekerja Indonesia yang ada di luar negeri. PIEP didirikan berdasarkan kebutuhan untuk mengelola aset-aset internasional, dengan fokus utama yaitu mengelola aset luar negeri yang dimiliki oleh PT Pertamina (Persero).  Didirikan tanggal 18 November 2013, PIEP bergerak melakukan inovasi dalam mengakuisisi dan mengelola lapangan migas overseas serta mencari sumber-sumber minyak dan gas (migas) di berbagai negara. Tujuannya, untuk pemenuhan kebutuhan migas domestik serta mendukung ketahanan energi nasional. Hingga saat ini, Pertamina telah memiliki aset lapangan migas luar negeri yang tersebar di 12 negara yaitu Aljazair, Malaysia, Irak, Perancis, Italia, Namibia, Tanzania, Gabon, Nigeria, Kolombia, Angola, Venezuela.

Terkini