Pencapaian Pertamina dalam Pengembangan Energi Bersih di Era IKN

Jumat, 14 Juni 2024 | 16:44:48 WIB

JAKARTA-PT Pertamina (Persero) terus memperkuat perannya sebagai pemimpin dalam transisi energi dengan meningkatkan penggunaan energi hijau. Langkah ini bertujuan untuk mendukung keberlanjutan dan mencapai Net Zero Emission (NZE) Pemerintah Indonesia tahun 2060. Pertamina menganggap portofolio ini sebagai sumber inovasi yang dapat dikembangkan di Ibu Kota Nusantara (IKN), berpotensi menjadikannya ibu kota dunia.

Fadjar Djoko Santoso, Wakil Presiden Komunikasi Perusahaan Pertamina, menyoroti kekayaan Indonesia dalam sumber energi terbarukan. Mulai dari gas alam, energi nabati, hingga solusi berbasis alam seperti Natural-Based Solution (NBS), semuanya dijadikan alternatif energi rendah karbon dan ramah lingkungan. Fokus saat ini adalah pada pengembangan solusi berbasis alam yang memiliki potensi di IKN, mempertahankan kawasan hijau sebagai bagian dari ekosistem berkelanjutan.

Pertamina juga telah memulai pemanfaatan jaringan gas (jargas) di IKN, yang diharapkan dapat menyediakan energi untuk 166 tower perumahan ASN dan 34 rumah menteri. Upaya ini sejalan dengan komitmen mereka untuk mengembangkan energi baru terbarukan di kawasan tersebut, didukung oleh pusat riset dan inovasi berkelanjutan yang akan dibangun.

Dalam mengelola portofolio energi bersih rendah karbon di Indonesia, Pertamina mengadaptasi solusi energi sesuai dengan kondisi geografis wilayahnya. Fadjar menekankan bahwa pemanfaatan potensi energi Indonesia akan dioptimalkan untuk mempercepat transisi menuju energi bersih.

Selain itu, Pertamina telah mengelola berbagai pembangkit listrik berbasis panas bumi, biogas dari limbah kelapa sawit, dan tenaga surya sebagai bagian dari sumber energi baru terbarukan. Di kawasan padat hunian, mereka juga memanfaatkan sumber energi rendah karbon seperti jargas untuk kebutuhan rumah tangga, industri, dan transportasi.

Pertamina tidak hanya fokus pada solusi energi saat ini, tetapi juga terus mengembangkan bioenergi dari nabati seperti biodiesel, bioetanol, dan bioavtur. Mereka juga aktif dalam pengembangan energi hidrogen untuk kendaraan listrik, serta memperkuat inisiatif energi negatif karbon seperti proyek Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dan NBS.

Sebagai bagian dari komitmen mereka terhadap NZE 2060, Pertamina aktif dalam perdagangan karbon dan berperan sebagai market aggregator melalui Pertamina New and Renewable Energy. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat pencapaian target NZE Indonesia, sejalan dengan implementasi Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh operasi mereka.

Terkini